Senin, 19 Januari 2015

SERUKAN SELALU !!! PEMUPUKAN BERIMBANG



Seringkali ditemukan, petani mengeluhkan turunnya hasil panen padahal sudah memupuk tanamannya. Pemupukan secara berlebih itu dinilai sebagai warisan kebiasaan lama dan dilakukan turun temurun . Padahal tanpa disadari grafik produksi mengalami penurunan , tetapi bukannya menghentikan pupuk kimia, petani justru menambah dosis .  Pelan-pelan  marilah kita ajak petani untuk meninggalkan kebiasaan selama ini yang tidak sepenuhnya tepat.   Memang tidak mudah tetapi ayo bersemangat untuk mensosialisasikan pemupukan berimbang.

Apakah pemupukan berimbang itu? Apa kita harus memupuk semua kandungan dg takaran yang sama ?. Tentunya yang di maksud pemupukan berimbang disini bukan seperti itu .
Pengertian dari pemupukan berimbang adalah pemupukan yang dilandasi dengan kebutuhan akan unsur makro  dan mikro sesuai dengan kebutuhan tanaman. Unsur hara makro adalah unsur yang di butuhkan oleh tanaman dengan jumlah yang relatif besar seperti N, P, K. sedangkan unsur mikro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman yang relatif sedikit contohnya Fn. Br dll. Dengan demikian, prinsip berimbang dalam pemupukan padi sawah adalah keseimbangan antara ketersediaan hara yang ada dalam media tumbuh ( tanah sawah) dan kebutuhannya bagi tanaman padi.  Oleh karena itu jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman,  sehingga tidak bisa disama ratakan tetapi berdasarkan spesifik lokasi.
. Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis pupuk tunggal yang dicampur secara sederhana (simple blending), dicampur secara mekanis (mechanical blending) atau melalui teknologi pencampuran secara kimia (chemical blending) yang disebut pupuk majemuk/compound dengan formula tertentu.
Dosis pupuk yang berimbang dibuat atas dasar beberapa pertimbangan antara lain;
1. Jumlah hara yang terangkut oleh hasil panen.
2. Jumlah hara yang terimmobilisasi dalam batang, cabang, pelepah/daun.
3. Jumlah hara yang dikembalikan ke dalam tanah.
4. Jumlah hara yang terfiksasi dan hilang dalam tanah.
5. Jumlah hara yang tersedia dalam tanah.


Rekomendasi pemupukan dalam Permentan No. 40/Permentan/OT.140/4/ 2007 menggunakan dua pendekatan yang saling melengkapi, yaitu :
a. Alat yang digunakan untuk menentukan takaran pupuk secara lebih spesifik lokasi. Alat tersebut adalah Bagan Warna Daun (BWD) untuk penentuan takaran pupuk N, dan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) atau pendekatan Petak Omisi untuk menentukan takaran pupuk P dan K.
b. Tabel Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K per kecamatan dapat digunakan sebagai Acuan dasar dalam menentukan rekomendasi pemupukan.
 Apakah keuntungan pemupukan berimbang
            Keuntungan utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah petani dapat memupuk lebih efesien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah.  Apabila tanahnya subur, dimana kadar Fosfat dan Kaliumnya cukup tinggi, maka sebenarnya cukup diberikan Nitrogen.  Pemberian pupuk P dan K sedikit saja, untuk mengganti hara P dan K yang terangkut saat panen, yaitu sebesar 50 kg SP 36 dan 50 kg KCL per Ha.  Apabila pemberian pupuk P dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai, sebagian besar hilang terbawa air hujan atau air irigasi dan ini merupakan pemborosan.
            Namun sebaliknya jika tanah kekurangan Fosfat dan Kalium maka harus dipupuk langkap NPK sesuai dosis anjuran.  Inilah pengertian pemupukan berimbangan.

               berimbang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar