Seringkali
ditemukan, petani mengeluhkan turunnya hasil panen padahal sudah memupuk
tanamannya. Pemupukan secara berlebih itu dinilai sebagai warisan kebiasaan
lama dan dilakukan turun temurun . Padahal tanpa disadari grafik produksi
mengalami penurunan , tetapi bukannya menghentikan pupuk kimia, petani justru
menambah dosis . Pelan-pelan marilah kita ajak petani untuk meninggalkan kebiasaan
selama ini yang tidak sepenuhnya tepat.
Memang tidak mudah tetapi ayo bersemangat untuk mensosialisasikan
pemupukan berimbang.
Apakah pemupukan
berimbang itu? Apa kita harus memupuk semua kandungan dg takaran yang sama ?.
Tentunya yang di maksud pemupukan berimbang disini bukan seperti itu .
Pengertian
dari pemupukan berimbang adalah pemupukan yang dilandasi dengan kebutuhan akan
unsur makro dan mikro sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Unsur hara makro adalah unsur yang di butuhkan oleh tanaman dengan
jumlah yang relatif besar seperti N, P, K. sedangkan unsur mikro adalah unsur
yang dibutuhkan tanaman yang relatif sedikit contohnya Fn. Br dll. Dengan
demikian, prinsip berimbang dalam pemupukan padi sawah adalah keseimbangan
antara ketersediaan hara yang ada dalam media tumbuh ( tanah sawah) dan
kebutuhannya bagi tanaman padi. Oleh
karena itu jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat
kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman,
sehingga tidak bisa disama ratakan tetapi berdasarkan spesifik lokasi.
.
Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis pupuk
tunggal yang dicampur secara sederhana (simple blending), dicampur secara
mekanis (mechanical blending) atau melalui teknologi pencampuran secara kimia
(chemical blending) yang disebut pupuk majemuk/compound dengan formula
tertentu.
Dosis pupuk yang
berimbang dibuat atas dasar beberapa pertimbangan antara lain;
1.
Jumlah hara yang terangkut oleh hasil panen.
2.
Jumlah hara yang terimmobilisasi dalam batang, cabang, pelepah/daun.
3.
Jumlah hara yang dikembalikan ke dalam tanah.
4.
Jumlah hara yang terfiksasi dan hilang dalam tanah.
5.
Jumlah hara yang tersedia dalam tanah.
Rekomendasi
pemupukan dalam Permentan No. 40/Permentan/OT.140/4/ 2007 menggunakan dua
pendekatan yang saling melengkapi, yaitu :
a.
Alat yang digunakan untuk menentukan takaran pupuk secara lebih spesifik
lokasi. Alat tersebut adalah Bagan Warna Daun (BWD) untuk penentuan takaran
pupuk N, dan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) atau pendekatan Petak Omisi untuk
menentukan takaran pupuk P dan K.
b.
Tabel Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K per kecamatan dapat digunakan sebagai
Acuan dasar dalam menentukan rekomendasi pemupukan.
Apakah
keuntungan pemupukan berimbang
Keuntungan utama dari penerapan
pemupukan berimbang adalah petani dapat memupuk lebih efesien karena jenis dan
dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Apabila tanahnya subur, dimana kadar Fosfat
dan Kaliumnya cukup tinggi, maka sebenarnya cukup diberikan Nitrogen. Pemberian pupuk P dan K sedikit saja, untuk
mengganti hara P dan K yang terangkut saat panen, yaitu sebesar 50 kg SP 36 dan
50 kg KCL per Ha. Apabila pemberian
pupuk P dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai,
sebagian besar hilang terbawa air hujan atau air irigasi dan ini merupakan
pemborosan.
Namun sebaliknya jika tanah
kekurangan Fosfat dan Kalium maka harus dipupuk langkap NPK sesuai dosis anjuran. Inilah pengertian pemupukan berimbangan.
berimbang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar